![](https://suararidha.com/wp-content/uploads/2023/06/1-min-1.jpg)
Judul : The Alter Ego Effect
Penulis : Todd Herman
Penerbit : Rene Book
Tahun terbit : Februari 2023
Tebal halaman : 344 halaman
Ukuran buku : 15 x 23 cm
ISBN : 978-623-6083-47-5
Seorang atlet tenis berbakat–Rachel namanya–memiliki performa yang sangat luar biasa. Di awal pertandingan, ia akan memperoleh angka dengan sangat mudah. Namun, performa itu menurun drastis ketika di penghujung pertandingan. Lawannya mengejar angka dengan sangat cepat, seolah ia kehabisan tenaga dan tidak dapat menyelesaikan pertandingan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Rachel?
Di luar profesinya sebagai atlet, Rachel memiliki kepribadian yang sangat baik. Ia adalah orang yang sangat menjunjung keadilan dan dermawan. Jika bertemu dengan seorang tunawisma, ia akan dengan senang hati memberikan apa saja untuk membahagiakan orang tersebut.
Karakter ini ia bawa ke lapangan sebagai atlet tenis yang hebat. Rachel memang bermain dengan lincah dan memukau di awal pertandingan. Namun, saat di penghujung, karakter dermawan tersebut akan mendominasi Rachel. Ia akan dengan sengaja mengendurkan ketangkasannya untuk memberikan lawannya angka agar lawannya merasa bahagia dan tidak tertinggal olehnya.
Perilaku Rachel merupakan sesuatu yang salah dalam pertandingan. Ia seharusnya tidak membawa karakter tersebut ke dalam lapangan. Karena hal tersebut justru malah merugikan dirinya sendiri.
Lain hal dengan seorang kolonel pasukan khusus AS yang gagah dengan seragamnya. Ia mengeluh karena setiap kali pulang ke rumah–di mana ia telah banyak menghabiskan waktu di luar rumah sebagai seorang kolonel–dan bertemu dengan anak-anaknya, kolonel tersebut akan dengan tegas mengingatkan anak-anaknya dengan PR dan tugas. Ia merasa perannya sebagai ayah yang hangat dan penyayang tidak terjalani dengan baik.
Di dalam buku ini, kolonel tersebut diingatkan tentang betapa ajaibnya peran seragam terhadap profesinya yang merupakan seorang kolonel. Itu membuatnya tegas dan berwibawa. Namun, jika ia mampu menciptakan seragam sebagai seorang ayah untuk mengganti karakternya menjadi lembut dan hangat, tentu itu sangat menakjubkan.
Jika seseorang yang penuh kasih sayang dan sensitif terhadap perasaan menjalani profesi sebagai dokter bedah dan membawa karakter penuh kasihan itu dalam ruang operasi, apakah itu bermanfaat? Semua orang senang dengan sifat penuh kasih sayangnya, namun dalam ruang operasi, sifat itu tidak dibutuhkan.
Begitulah Todd menginginkan kita untuk menggunakan Alter Ego dalam kehidupan yang kita jalani.
Kisah Rachel dan kolonel tersebut juga merupakan dua dari benyak kisah yang Todd ceritakan dalam buku ini. Kisah tersebut adalah bukti peran Alter Ego dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pekerjaan, maupun di luar pekerjaan.
Terdapat pemaparan DR. Bagus Takwin, M. Hum , seorang Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di bagian awal buku ini bahwa premis dari The Alter Ego Effect adalah memanfaatkan dan mengaktifkan apa yang Todd sebut sebagai “diri heroik” yang ada pada seseorang.
Ternyata konsep Alter Ego bukan sesuatu yang baru, loh. Seorang filsuf di masa Romawi bernama Cicero juga pernah membahasnya. Ia menyebut Alter Ego sebagai “diri kedua, teman terpercaya”. Sementara kata Alter Ego sendiri adalah bahasa latin yang artinya “aku yang lain”.
Nah, dalam buku ini, Todd menuliskan dengan sangat baik tentang bagaimana membangun Alter Ego tersebut, lengkap dengan penggunaannya.
Dimulai dengan mengenali musuh. Ya, hal pertama yang Todd tegaskan kepada pembaca sebelum mulai membangun Alter Ego-nya adalah mengenali musuh terlebih dahulu. Karena kita tidak akan pernah menjadi juara jika tidak tahu siapa yang akan kita lawan.
Todd memberikan tips agar kita memperjelas musuh tersebut. Salah satunya, memberikannya nama. Nama membuat segala sesuatu menjadi khas. Seseorang memperkenalkan nama adalah sebagai suatu awalan kita mengenal lebih jauh tentang orang tersebut. Begitupun musuh yang ada pada diri kita. Musuh yang biasanya akan menyela saat kita sedang mencapai sesuatu, musuh yang sering membuat kita seolah merasa tidak layak untuk mendapatkan apresiasi, atau musuh yang meremehkan kita saat kita baru hendak memulai sesuatu yang baru. Meniti karir di bidang baru, mencoba hobi baru, dan lain sebagainya.
Setelah mengenal musuh dengan baik, Todd mulai menjelaskan secara rinci langkah-langkah dalam pembentukan Alter Ego dalam diri kita. Ini hal yang menakjubkan! Kita akan dibawa untuk menjelajahi bagian-bagian dari pikiran dengan bahasa yang digunakannya sebagai “dunia biasa” dan “dunia luar biasa”.
Menurut Todd, orang yang terjebak dalam dunia biasanya maka tidak akan pernah maju. Ia terjebak pada kenyamanan dan ketentraman yang hidup dalam dunia biasa. Alter Ego berfungsi untuk menjadi kepribadian yang akan hidup dalam dunia luar biasa kita. Di mana dalam dunia tersebut, seorang Rachel yang baik hati akan dengan ganas melibas lawannya di lapangan. Atau kita yang pengecut untuk berbicara di depan umum, akan tampak memukau ketika diminta untuk hanya sekadar memberi kata sambutan.
Yang lebih menakjubkannya lagi, Todd benar-benar sabar menuntun pembaca untuk membentuk Alter Ego-nya. Buku ini seperti buku panduan. Sebab di setiap bab dan sub-bab, Todd dengan mahir membawa pembaca untuk memahami langkah-langkah yang harus diambil. Semuanya mengalir. Tidak terburu-buru. Todd juga berulang kali untuk mengingatkan, apabila kita merasa belum bisa melangkah ke bab selanjutnya, atau bab tersebut, ia akan memberikan alternatif lain, atau menawarkan kita untuk membaca bab sebelumnya. Inilah yang harus calon pembaca perhatikan.
Buku ini, meski seluruh bab terasa sambung-menyambung, juga terkesan menuntun dengan perlahan, tapi juga memiliki bahasa yang cukup baku dan agak kaku. Apalagi hasil terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Membutuhkan waktu untuk menyederhanakan bahasanya ke dalam bahasa sehari-hari untuk dipahami bagi pembaca pemula yang belum terbiasa membaca buku dengan topik yang cukup berat.
Meski begitu, yang tak kalah menakjubkan adalah Todd membantu pembaca yang mungkin kehilangan ide dengan menyebutkan karakter-karakter apa yang harus dimunculkan dalam Alter Ego yang akan dibangunnya dengan menyajikan sejumlah kata sifat berbentuk kolom. Tinggal check list saja!
Jadi, rasanya rugi jika buku ini tidak dimiliki. Sebab, selain langkah-langkah yang ditulis oleh Todd, buku ini juga dilengkapi dengan masalah-masalah yang kerap terjadi ketika membangun atau sedang menggunakan Alter Ego komplit dengan pemecahannya. Bayangkan jika kamu tidak memilikinya! Sungguh repot meminjamnya berulang-ulang ke perpustakaan atau temanmu.