Persaingan bisnis makanan di era digital semakin ketat. Selera masyarakat semakin tinggi, tak hanya selera lidah, tapi juga mata dan hati. Masyarakat di zaman ini akan mudah jatuh hati pada sebuah bisnis makanan jika penyajiannya higenis, rasanya lezat, hingga pelayanan yang ramah dan bersahabat.
Benar, masyarakat kini juga menyeleksi makanan lewat pelayanan yang bersahabat.Pelayanan di sini tak lagi sebatas penyajian makanan yang dilakukan di restoran. Karena saat ini transaksi jual-beli banyak dilakukan via online maka keakraban lewat sosial media juga menjadi penilaian istimewa.
Semakin bersahabat atau friendly bisnis tersebut, orang akan semakin jatuh hati, bahkan tak segan untuk menyebarkan kepada khalayak terkait eksistensi makanan tersebut. Nah, untuk membangun sebuah bisnis makanan yang memenuhi kriteria tersebut, Anda perlu membuat konten yang menarik, unik, up-to-date, serta relate dengan masyarakat. Konten-konten ini bisa Anda bagikan di akun instagram hingga laman web bisnis Anda.
Jika Anda kesulitan menemukan ide konten tersebut, kali ini saya akan membagikan beberapa cara menemukan ide konten khusus untuk bisnis makanan Anda. Kita akan berlakon sebagai pelaku bisnis Sambal Instan, ya!
1. Menonton Film
Dalam sebuah film, terdapat banyak adegan, orang, dan kejadian yang terjadi. Menonton film dapat membuka pikiran Anda untuk melihat hal-hal unik dan menarik yang bisa Anda jadikan topik konten bisnis Sambal Instan.
Misal, saat saya menonton film drama korea berjudul “Twinkling Watermelon”. Saya menemukan fakta bahwa masyarakat Korea memiliki kebiasaan makan makanan yang pedas seperti masyarakat Indonesia pada umumnya (meski tak semua suka makanan pedas, tapi mayoritas suka). Dengan begitu, saya dapat mencomot “3 Negara yang Suka Makan Makanan Pedas” atau “Beberapa Makanan Pedas Khas Negara Asia” sebagai topik yang bisa dijadikan ide konten produk Sambal Instan.
Setelah menemukan ide dan dapat membentuknya menjadi sebuah topik, saya dapat melakukan riset, dan dapat menyelipkan eksistensi produk Sambal Instan dalam konten tersebut nantinya.
2. Berbincang dengan Orang Lain
Anda boleh melakukan hal ini dengan keluarga terdekat, teman, rekan kerja, bahkan orang yang tidak Anda kenal, yang mungkin Anda temui di jalan. Biasanya, orang lain memiliki sudut pandang, ide, cerita, dan hal-hal menarik di kepalanya, yang jika dikatakan mampu menjadi ide konten.
Comotlah topik yang berkaitan dengan makanan. Buatlah perbincangan senatural mungkin, tanpa ada kesan bahwa Anda sedang mencari ide. Karena biasanya, “ide” menjadi sebuah tekanan berpikir yang membuat kita malah semakin sulit mengalirkan apa yang ada dalam kepala. Maka dari itu, pasang telinga selebar mungkin untuk mendengarkan cerita orang lain. Perbincangan bisa saja berupa hal-hal yang disukai atau tidak disukai, pengalaman hidup, dan lain sebagainya.
Misalnya ketika saya sedang berkumpul dengan komunitas baca di Kota Medan. Masing-masing berkenalan dengan menyebutkan nama serta asal kota. Ternyata, dua di antara belasan orang yang hadir merupakan mahasiswa dari Pulau Jawa yang sedang mengikuti program Kampus Merdeka di Kota Medan. Menariknya, saat diminta bercerita tentang culture shock selama tinggal di Kota Medan, hal yang paling mereka soroti adalah makanan yang sangat pedas, yang membuat mereka memutuskan untuk memasak sendiri (tidak lagi membeli lauk siap santap) selama program berlangsung.
Pada perbincangan ini, salah seorang mengatakan bahwa masyarakat Kota Medan akan baik-baik saja jika beras mahal, tapi akan panik jika cabai mahal. Lewat perbincangan ini, kita dapat menemukan ide konten “Orang Medan: Beras Mahal Gapapa, Cabe Mahal, Pingsan Aja” atau “3 Kondimen Tambahan yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Makan”.
Ingat, lakukanlah riset agar konten semakin relate dan menarik.
3. Kulineran
“Kulineran kan ngabisin duit, rugi dong bisnis kita!”
Eits, sabar. Anda tak perlu melakukan kulineran mahal untuk menemukan ide. Kulineran membantu Anda untuk berinteraksi dengan makanan dan orang yang ada di sekitar Anda. Ingat poin nomor 2 di atas? Berbincang dengan orang lain menjadi salah satu cara menemukan ide konten Anda.
Jika Anda berbincang dengan orang asing saat sedang kulineran, mungkin akan membantu Anda dalam menemukan ide yang lebih ceruk lagi, karena sama-sama sedang menikmati makanan. Anda bisa bertanya menu apa yang paling disuka di tempat tersebut, tempat makan mana yang ia rekomendasikan, dan lain sebagainya.
Saat lidah bertemu dengan makanan baru pula, akan membuat Anda memahami karakter makanan-makanan di sekeliling Anda. Misalnya, ketika saya mencoba makan di restoran cepat saji Richeese Factory. Saya menemukan keluarga yang sedang makan bersama dan membawa beberapa susu kotak. Kita tahu bahwa makanan yang disajikan oleh restoran ini memiliki ciri khas kepedasan level tinggi. Namun, keluarga ini telah siap untuk menikmati pengalaman menyantap makanan pedas tersebut, dengan meminum susu kalau-kalau ternyata hampir K.O saking pedasnya.
Peristiwa ini membuat saya menemukan ide “Cara Ampuh Hilangkan Pedas di Lidah Dengan Cepat” atau “Macam-macam Sambal yang Digemari Orang Indonesia”. Meski ide kedua tidak ada kaitannya dengan peristiwa yang saya lihat di restoran cepat saji tersebut, tapi begitulah ide akan muncul. Ketika otak dipicu oleh sesuatu, ide dari berbagai sudut pandang akan hadir begitu saja.
Selamat mencoba cara-cara ini, semoga bisnis makanan Anda semakin maju. Jika Anda membutuhkan artikel menarik untuk situs web bisnis Anda, Anda boleh WhatsApp saya: 0822-6707-2359 untuk sekadar diskusi dan saling bertukar gagasan.