
Judul: Make Your Bed
Penulis: William H. McRaven
Penerbit: Penerbit Rene Book
Tahun terbit: Cet. 1, Maret 2023
Tebal halaman: xviii + 144 halaman
Ukuran buku: 13 x 19 cm
ISBN: 978-623-6083-50-5
Resensi:
Disiplin adalah kunci hidup seorang tentara. Militer di belahan dunia manapun rasanya menerapkan disiplin dalam hidupnya. Hal ini tentu saja hasil pendidikan militer yang ditempuh, atau jika di Indonesia, para calon militer biasanya sudah menyiapkan diri (fisik maupun mental) agar jauh lebih siap menghadapi tempaan kedisiplinan yang lebih berat lagi.
Mac selaku penulis membagikan pengalaman kedisiplinannya selama menjalani pelatihan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (Navy SEAL) dalam buku ini. Pengalaman kedisiplinan tersebut memberinya 10 prinsip sederhana yang sampai kini ia genggam dan jadikan dasar dalam memahami kehidupan.
Di antara 10 prinsip tersebut, saya akan membagikan 5 prinsip yang berada di deretan awal:
1. Awali hari dengan menuntaskan tugas. Dalam hal ini, tugas pertama yang harus kita tuntaskan ketika mengawali hari adalah merapikan tempat tidur (seperti yang dilakukan oleh para militer di barak setiap pagi). Maka, sebelum berencana untuk menyelesaikan setumpuk tugas hari ini, mulailah dengan merapikan tempat tidur. Hal ini akan menjadi sebuah awalan yang baik, yang membantu kita untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.
2. Anda tidak bisa melakukannya sendiri. Saat melakukan pelatihan terjun payung, Mac mengalami kecelakaan yang cukup berat, yang mengakibatkan otot-otot di perutnya lepas dari tulang panggul, otot di punggung dan kaki rusak, hingga pangkal pahanya robek sepanjang hampir 5 inci. Tentu saja kondisi ini sangat memprihatinkan bagi seorang militer. Sebab dalam menjalani tugasnya, ia membutuhkan tubuh yang prima.
Hal ini membuat Mac mengalami stres atas keadaannya, kariernya akan usai, dan tidak akan bisa kembali lagi ke dunia militer. Namun, ia memiliki seorang istri yang sangat tabah dan sabar dalam merawatnya hingga dua bulan. Selain itu, banyak rekan militer hingga atasan yang datang menjenguk, memberikannya semangat, dan janji-janji masa depan. Hal inilah yang membuat Mac menyimpulkan, bahwa dalam menjalani kehidupan kita selalu membutuhkan orang lain. Entah membantu kita secara teknis atau memacu semangat hidup.
3. Yang terpenting adalah seberapa lapang hati Anda. Mac membagikan sebuah kisah saat dilaksanakannya uji ketahanan fisik berupa berenang di laut yang dingin sejauh 2 mil di pagi hari. Salah seorang rekan pelatihannya yang memiliki tubuh kecil dan kurus (lebih kecil dibanding peserta lain dan militer pada umumnya) sengaja diremehkan oleh instruktur. Ia berulang kali diminta meyakinkan diri untuk melanjutkan pelatihan karena kondisi laut yang tampak ganas, tak seimbang dengan fisiknya yang kecil. Rekannya tersebut dengan tegas mengatakan bahwa ia yakin untuk meneruskan pelatihan dan tak akan menyerah. Hal ini terbukti ketika di antara seluruh peserta pelatihan, ialah orang pertama yang sampai di titik tujuan.
Kisah ini memberikan kita pencerahan, bahwa yang terpenting adalah hati kita. Tak peduli seberapa banyak orang yang meremehkan, jika kita yakin pada diri sendiri dan berlapang dada atas remehan tersebut, kita akan berhasil dan sampai di tujuan.
4. Hidup terkadang tidak adil, teruslah melangkah. Mac menceritakan seorang perwira SEAL yang mengalami cedera (menghabiskan waktu di kursi roda) selama 35 tahun akibat kecelakaan yang dialami saat bersepeda. Perwira ini bernama Moki Martin. Apa yang menjadikan Moki Martin sebagai sumber inspirasi bagian ini? Karena Moki Martin tidak pernah mengeluh pada kondisinya. Mac yang dulu mengalami cedera selama 2 bulan tentu tidak ada apa-apanya dibandingkan Martin yang duduk di kursi roda selama 35 tahun. Mereka sama-sama memiliki jiwa seorang militer–memiliki hasrat untuk bertugas dengan tubuh prima.
Hanya saja, Martin memahami bahwa hidup memang berjalan demikian. Sebagai perwira hebat yang kemudian ditakdirkan berdiam diri di atas kursi roda bertahun-tahun lamanya, tidak membuatnya meratapi nasib, dan memilih untuk terus menjalani hidup.
5. Kegagalan menjadikan Anda lebih kuat. Salah satu hukuman yang diberikan bagi peserta pelatihan yang gagal adalah mengikuti sirkus. Sirkus dalam istilah ini adalah olahraga kalistenik tambahan (cth: push up, pull up, sit up) yang dilakukan hingga ratusan kali. Hukuman ini memberikan efek sakit pada otot-otot tubuh, sekaligus menimbulkan rasa lelah berkepanjangan. Jika si penerima hukuman bertahan dengan rasa lelah tersebut, ia pasti akan tetap melanjutkan pelatihan. Sementara jika sebaliknya, ia boleh mengundurkan diri (ini termasuk cara para instruktur menilai ketahanan peserta).
Mac sempat menjalani hukuman ini. Ia dan rekan renangnya gagal dalam menuntaskan latihan berenang di laut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Meski awalnya merasa susah hati, Mac dan rekannya memutuskan untuk menikmati hukuman tersebut. Mereka membangun pola pikir bahwa sirkus akan menjadikan mereka jauh lebih kuat, meski lelah. Pola pikir ini yang kemudian menjadikan Mac dan rekannya di kemudian hari justru menjadi pasangan perenang pertama yang sampai, bahkan jauh sebelum pasangan kedua muncul dari laut.
Saya sengaja tidak memaparkan 10 prinsip sederhana tersebut, karena jika saya lakukan maka Anda tidak perlu lagi membeli buku ini. Sebab buku ini sangat sederhana, praktis, dan singkat. Isinya hanya berupa kisah-kisah inspiratif selama Mac menjalani pendidikan militer. Cocok untuk Anda yang masih tidak terbiasa membaca buku yang penuh dengan statement-statement bersifat ilmiah dengan bahasa sastra yang kadang menyita pikiran untuk memahaminya.
Membaca buku ini bak membaca novel. Saya bahkan bisa menghabiskan 3 bagian sekaligus di dalam angkutan umum kota (dengan penumpang yang sangat padat dan udara yang terasa pengap). Mudah saja rasanya menikmati buku ini, karena hanya berisikan kisah demi kisah. Mengejutkannya lagi, meski buku ini hanya memiliki 144 halaman (cenderung sedikit dengan ukuran yang tertera di identitas buku), Anda tetap tidak perlu membaca keseluruhannya.
Sebab, entah kenapa, buku ini menyajikan cerita dan poin yang sama hingga tiga kali. Isi utama (kisah lengkap), pidato dalam Bahasa Inggris (yang kurang lebih juga membagikan kisah yang sama, tapi lebih ringkas), dan terjemahan pidato tersebut. Memang, telah diterangkan di bagian “Prakata” bahwa buku ini adalah isi pidato Mac pada acara wisuda University of Texas di Austrin. Namun, saya mengaku merasa bosan bahkan muak terhadap pengulangan ini.
Nah, jika Anda menunggu saya menuliskan hal spesifik tentang “merapikan tempat tidur” seperti judul buku ini, mohon maaf, buku ini tidak menyajikan hal penting dan unik (sesuai ekspektasi saya ketika membaca judul dan melihat sampul) tentang merapikan tempat tidur.
Judul buku hanya dipengaruhi oleh prinsip nomor satu Mac, yang dibagikan dalam buku ini. Jangan berharap menemukan hasil penelitian para ilmuwan terkait membereskan tempat tidur, atau ungkapan janji-janji masa depan karena telah merapikan tempat tidur. Jangan banyak berekspektasi (seperti saya). Buku ini tidak spesifik membahas tentang keistimewaan merapikan tempat tidur.
Namun, ada hal yang paling saya senangi dari buku ini selain isinya yang ringan. Buku ini menyajikan visual yang menggemaskan. Ukuran yang mini, sampul yang kokoh dengan desain yang sederhana (perpaduan warna emas dan hijau yang elegan), hingga identitas Mac yang digambarkan seperti peta harta karun. Sepertinya, ini akan menjadi buku tercantik yang saya miliki tahun ini.