Judul: Tanah Para Bandit
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tahun terbit: Juni 2023
Tebal halaman: 436 halaman
Ukuran novel: 20×13,5cm
ISBN: 9786238829675

Resensi:

Permainan politik yang terjadi di negara ini menjadi sesuatu yang amat sensitif dan menegangkan untuk diangkat menjadi sebuah karya. Konon lagi sebagai novel berseri yang telah ditulis oleh Tere Liye sejak tahun 2012. Serial ini dikenal dengan Serial Aksi.

Jika kalian adalah pembaca setia Serial Aksi karya Tere Liye, membaca cerita perjalanan Thomas, Si Konsultan Keuangan yang jago berkelahi, atau Bujang a.k.a Si Babi Hutan yang bergerak di dunia shadow economy keluarga Tong maka sia-sialah jika tak turut membaca novel ini. Namun, sebagai penggemar berat Bujang, saya sendiri sangat kecewa karena berharap bertemu Bujang di sini, tapi nyatanya tidak.

Tanah Para Bandit adalah novel ke-7 dari Serial Aksi karya Tere Liye. Tak perlu diragukan lagi, karya Tere Liye yang satu ini sama seperti novel sebelumnya (Negeri Para Bedebah, Negeri Di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi, Pulang Pergi, dan Bedebah Di Ujung Tanduk) yakni menggebu-gebu, menegangkan, penuh misi, tembak-menembak, dan tentunya korban tewas. Namun, yang satu ini agak berbeda. Sebab kita akan berkenalan dengan tokoh baru, Padma namanya.

Padma merupakan gadis asal Talang, Sumatera Barat, tak jauh dari tempat asal Bujang. Mereka pun pernah berteman saat berusia lima belas tahun, bertemu di salah satu sudut hutan, hanya untuk meratapi nasib masing-masing.

Padma disebut sebagai generasi perempuan terakhir di organisasi yang melibatkan Abu Syik, kakeknya. Sejak kecil, ia dilatih sedemikian rupa agar menjadi wanita yang kuat instingnya (seperti berjalan ke hutan dan pulang dengan mata tertutup), kuat fisiknya (melompat naik ke atas tumpukan papan dengan batu besar yang terikat di kedua kakinya), kuat mentalnya (tak henti-hentinya mendapat cacian dari Abu Syik tiap kali gagal), hingga kuat daya berpikirnya (ia adalah pembelajar yang hebat hanya dari membaca buku dan mengamati sekitar).

Setelah mendapatkan dua misi dari organisasi yang ia lakukan bersama Abu Syik, Padma menjadi semakin bersemangat untuk berlatih. Bahkan ia sempat bertarung melawan Abu Syik untuk melatih kemampuan bertarungnya. Meski ia harus menerima fakta bahwa Abu Syik bisa dikalahkan karena semakin lemah fisiknya hingga meninggal dunia beberapa hari kemudian.

Seharusnya Padma berangkat menemui utusan organisasi di ibu kota setelah kematian Abu Syik. Namun, di menit-menit akhir Padma akan bertemu utusan tersebut, ia memutuskan jalan lain. Jalan kebebasan untuk hidup dan menentukan tujuan hidup.

Novel ini berisi perjalanan hidup Padma selama ia menjadi seorang mahasiswi di berbagai fakultas sekaligus di sebuah universitas. Hidupnya penuh dengan membongkar kebenaran, merobek fakta-fakta tentang permainan politik yang terjadi di negara ini, juga berhasil menumbangkan salah satu organisasi busuk hingga ke akarnya.

Meski begitu, novel ini telah dijanjikan akan berlanjut dengan novel “Bandit-Bandit Berkelas”, alias jika kamu belum pernah membaca novel sebelumnya dari serial ini, mungkin agak sedikit bingung dengan akhir cerita yang disajikan, tapi bukan berarti kamu tidak dapat mengikuti perjalanan Padma. Namun, jika kamu merupakan pembaca Serial Aksi bahkan menunggu kehadiran novel ini, tentu saja, perjalanan Padma tidak akan berakhir di sini. Ini justru menjadi sebuah awalan dan sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja.

Novel ini amat sangat menawan. Sampulnya berwarna gelap, dipadukan judul dengan fon berukuran besar dan berwarna merah-jingga, dan ilustrasi yang menarik perhatian dengan barisan tukang pukul yang berdiri dan si bos yang duduk di singgasana.

Meski sayangnya, Tere Liye sering kali melakukan kesalahan dalam penggunaan huruf kapital. Dalam novel ini, saya menemukan banyak dialog yang menggunakan huruf kapital di sepanjang kata dan kalimat. Seperti saat Padma menghadiri undangan dari pemimpin organisasi musuh, terjadi aksi tembak-menembak dengan AK-47 disertai bunyi yang ditulis dengan “TRAATATATAT”. Mungkin penulis berniat untuk memberikan kesan seru dan menegangkan bagi para pembaca, tapi tentu saja hal ini tidak sesuai dengan aturan penulisan EYD yang tepat, yang dapat kamu baca di sini

By Ridha Noor Amalia

Halo! Semoga kamu suka tulisan saya. Jangan lupa share, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!